Dampak Penggunaan Pestisida di Sektor Pertanian Terhadap Kesehatan dan Kesehatan Reproduksi



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Dampak Penggunaan Pestisida di Sektor Pertanian Terhadap Kesehatan dan Kesehatan Reproduksi”
            Makalah ini disusun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Kesehatan Masyarakat. Makalah ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan terutama bagi penulis itu sendiri.
            Ucapan terima kasih juga tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini, antara lain :
1.      Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya kita dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan lancar dan tanpa gangguan.
2.      Dosen mata kuliah Kesehatan Masyarakat, yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
3.      Keluarga yang senantiasa mendukung kami.
4.      Teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah.
5.      Semua pihak yang telah terlibat yang tak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh sebab demikian kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar kedepannya kami lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah.

Hormat kami,


Penyusun


Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................... ii

BAB IPendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 5
1.3  Tujuan............................................................................................ 5

BAB IIPembahasan
            2.1Pengertian Pestisida.............................................................................. 6
            2.2Peranan Pestisida Terhadap Sektor Pertanian...................................... 6
            2.3Pengertian kesehatan reproduksi.......................................................... 7
            2.4Dampak pestisida terhadap kesehatan manusia................................... 8
            2.5Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan reproduksi............................. 12
            2.6Cara Pencegahan Penggunaan Pestisida Terhadap
                 Kesehatan Manusia.............................................................................. 14
           
BAB IIIPenutup
            3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 15
            3.2 Saran................................................................................................... 15

Daftar Rujukan.......................................................................... iii





ii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia),
Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia, permasalahan dalam kesehatan lingkungan antara lain : pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran suara, dan lain-lain.
Indonesia adalah salah satu Negara  berkembang dan Negara Agraris yang sebagian penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Untuk meningkatkan hasil pertanian yang ingin dicapai maka diperlukan berbagai sarana yang mendukung agar dapat mencapai hasil yang memuaskan dan terutama dalam hal mencukupi kebutuhan nasional dalam bidang pangan / sandang dan meningkatkan perekonomian nasional dengan mengekspor hasilnya ke luar negeri. Sarana-sarana yang mendukung peningkatan hasil di bidang pertanian tersebut adalah alat-alat pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang termasuk di dalamnya adalah pestisida.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Penggunaannya yang sesuai aturan dan dengan cara yang tepat adalah hal mutlak yang harus dilakukan mengingat bahwa pestisida adalah bahan yang beracun. Penggunaan bahan-bahan kimia pertanian seperti pestisida tersebut dapat membahayakan kehidupan manusia dan hewan dimana residu pestisida terakumulasi pada produk-produk pertanian dan perairan. Untuk meningkatkan produksi pertanian disamping juga menjaga keseimbangan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran akibat penggunaan pestisida perlu diketahui peranan dan pengaruh serta penggunaan yang aman dari pestisida dan adanya alternatif lain yang dapat menggantikan peranan pestisida pada lingkungan pertanian dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma.
Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan akan mengakibatkan banyak dampak, diantaranya dampak kesehatan bagi manusia yaitu timbulnya keracunan pada petani dan yang lebih berbahaya lagi adalah terjadinya gangguan pada sistem reproduksi wanita . Hal-hal tersebutlah yang masih banyak diabaikan oleh para petani Indonesia terutama didaerah pedesaan. Mereka tidak memperhatikan dampak yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan yang mereka lakukan setiap harinya dengan berbagai alasan klasik. Oleh karena itu, kami membahas tentang Penyakit yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan khususnya sebagai petani agar dapat menambah pengetahuan dan kesadaran tentang berbagai penyakit yang dapat ditimbulkan dari pekerjaannya sehingga dapat membantu mencegah dan meminimalisir masalah baik penyakit maupun keracunan akibat pestisida pada petani tersebut.

1.2 Rumusan masalah
1.Apa pengertian pestisida ?
2.Bagaimana peranan pestisida terhadap sektor pertanian?
3.Apa pengertian kesehatan reproduksi ?
4.Bagaimana dampak pestisida terhadap kesehatan petani?
5.Bagaimana dampak pestisida terhadap kesehatan reproduksi ?
6.Bagaimana cara pencegahan penggunaan pestisida terhadap petani?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian pestisida.
2.Untuk mengetahui peranan pestisida terhadap sektor pertanian
3.Untuk mengetahui pengertian reproduksi
4.Untuk mengetahui tentang bahaya penyakit yang ditimbulkan dari pestisida pada    petani.
5.Untuk mengetahui dampak pestisida terhadap kesehatan reproduksi .
6.Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan dari dampak  pestisida   terhadap kesehatan petani.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pestisida
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (“hama“) yang diberi akhiran -cide(“pembasmi”). Sasarannya bermacam-macam, seperti seranggatikusgulmaburungmamaliaikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai “racun”.
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida tidak saja membawa dampak yang positif terhadap peningkatan produk pertanian, tapi juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya, (Diana, 2000).
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
2.2 peranan pestisida terhadap sektor pertanian
Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.
Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.Berdasarkan ketahanannya di lingkungan. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh jasad pengganggu tanaman. Pestisida juaga berperan sebagai salah satu komponen pengendalian, yang mana harus sejalan dengan komponen pengendalian hayati, efisien untuk mengendalikan hama tertentu, mudah terurai dan aman bagi lingkungan sekitarnya. Penerapan usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan berbagai teknologi, seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan, pola tanam serta usaha pembukaan lahan baru akan membawa perubahan pada ekosistem yang sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad penganggu. Cara lain untuk mengatasi jasad penganggu selain menggunakan pestisida kadang-kadang memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang besar dan hanya dapat dilakukan pada kondisi tertentu. Sampai saat ini hanya pestisida yang mampu melawan jasad penganggu dan berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil (Sudarmo, 1991).
2.3 Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.


2.4 Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia
Pada umumnya pestisida, terutama pestisida sintesis adalah biosida yang tidak saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran. Tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan  target termasuk tanaman, ternak dan organisme berguna lainnya.Apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi kesehatannya. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.
Kecelakaan  akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan.  Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi  luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Kejadian tersebut umumnya disebabkan kurangnya perhatian atas keselamatan kerja  dan kurangnya kesadaran bahwa pestisida adalah racun.Kadang-kadang para petani atau pekerja perkebunan, kurang menyadari daya racun pestisida, sehingga dalam melakukan penyimpanan dan penggunaannya tidak memperhatikan segi-segi keselamatan. Pestisida sering ditempatkan sembarangan, dan saat menyemprot sering tidak menggunakan pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari plastik, tanpa baju lengan panjang, dan tidak mengenakan masker penutup mulut dan hidung. Juga cara penyemprotannya sering tidak memperhatikan arah angin, sehingga cairan semprot mengenai tubuhnya. Bahkan kadang-kadang wadah tempat pestisida digunakan sebagai tempat minum, atau dibuang di sembarang tempat.  Kecerobohan yang lain, penggunaan  dosis aplikasi sering tidak sesuai anjuran. Dosis dan konsentrasi yang dipakai kadang-kadang ditingkatkan hingga melampaui batas yang disarankan, dengan alasan dosis yang rendah tidak mampu lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang  waktu yang lama, setelah berbulan atau bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), danteratogenic (kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan).
Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat  masuk ke dalam  jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Menurut World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver. Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras untuk produksi pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah bocor dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintesis (Sevin). Tragedi itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan mengakibatkan lebih dari 50.000 orang dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan musibah terburuk dalam sejarah produksi  pestisida sintesis.
Selain  keracunan langsung,  dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan orang awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi  akibat sisa racun (residu)  pestisida  yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan. Konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, tanpa sadar telah kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang dikonsumsi setiap hari.  Apabila jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan membahayakan manusia atau ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut.  Makin tinggi residu, makin berbahaya bagi konsumen.
Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Pencemaran dapat terjadi karena pestisida menyebar melalui angin, melalui aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme yang dikenainya. Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan untuk beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun. Dari beberapa hasil monitoring residu  yang dilaksanakan, diketahui bahwa saat ini residu pestisida hampir ditemukan di setiap tempat lingkungan sekitar kita. Kondisi ini secara tidak langsung dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap  organisma bukan sasaran. Oleh karena sifatnya yang beracun serta relatif persisten di lingkungan, maka residu yang ditinggalkan pada lingkungan menjadi masalah.
Residu pestisida telah diketemukan di dalam tanah, ada di air minum, air sungai, air sumur, maupun di udara. Dan yang paling berbahaya racun pestisida kemungkinan terdapat di dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, seperti sayuran dan buah-buahan.Aplikasi pestisida dari udara jauh memperbesar resiko pencemaran, dengan adanya hembusan angin. Pencemaran pestisida di udara tidak terhindarkan pada setiap aplikasi pestisida. Sebab hamparan yang disemprot sangat luas. Sudah pasti, sebagian besar pestisida yang disemprotkan akan terbawa oleh hembusan angin ke tempat lain yang bukan target aplikasi, dan mencemari tanah, air dan biota  bukan sasaran.
Bahan kimia dari kandungan pestisida dapat meracuni sel-sel tubuh atau mempengaruhi organ tertentu yang mungkin berkaitan dengan sifat bahan kimia atau berhubungan dengan tempat bahan kimia memasuki tubuh atau disebut juga organ sasaran. Efek racun bahan kimia atas organ-organ tertentu dan sistem tubuh:
1.Paru-paru dan sistem pernafasan
Efek jangka panjang terutama disebabkan iritasi (menyebabkan bronkhitis atau pneumonitis). Pada kejadian luka bakar, bahan kimia dalam paru-paru yang dapat menyebabkan udema pulmoner (paru-paru berisi air), dan dapat berakibat fatal. Sebagian bahan kimia dapat mensensitisasi atau menimbulkan reaksi alergik dalam saluran nafas yang selanjutnya dapat menimbulkan bunyi sewaktu menarik nafas, dan nafas pendek. Kondisi jangka panjang (kronis) akan terjadi penimbunan debu bahan kimia pada jaringan paru-paru sehingga akan terjadi fibrosis atau pneumokoniosis.
2.Hati
Bahan kimia yang dapat mempengaruhi hati disebut hipotoksik. Kebanyakan bahan kimia menggalami metabolisme dalam hati dan olehkarenanya maka banyak bahan kimia yang berpotensi merusak  sel-sel hati. Efek bahan kimia jangka pendek terhadap hati dapat menyebabkan inflamasi sel-sel (hepatitis kimia), nekrosis (kematian sel), dan penyakit kuning. Sedangkan efek jangka panjang berupa sirosis hati dari kankerhati.
3.Ginjal dan saluran kencing
Bahan kimia yang dapat merusak ginjal disebut nefrotoksin. Efek bahan kimia terhadap ginjal meliputi gagal ginjal sekonyong-konyong (gagal ginjal akut), gagal ginjal kronik dan kanker ginjal atau kanker kandung kemih.
4.Sistem syaraf
Bahan kimia yang dapat menyerang syaraf disebut  neurotoksin. Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu dapat memperlambat fungsi otak. Gejala-gejala yang diperoleh adalah mengantuk dari  hilangnyakewaspadaan yang akhirnya diikuti oleh hilangnya kesadaran
karena bahan kimia tersebut menekan sistem syaraf pusat. Bahan kimia yang dapat meracuni sistem enzim yang menuju ke syaraf adalah pestisida. Akibat dari efek toksik pestisida ini dapat menimbulkan kejang otot dan paralisis (lurnpuh). Di samping itu ada bahan kimia lain yang dapat secaraperlahan meracuni syaraf yang   tangan dan kaki serta mengakibatkan mati rasa dan kelelahan.
5.Darah dan sumsum tulang
Sejumlah bahan kimia seperti arsin, benzen dapat merusak sel-seld arah merah yang menyebabkan anemia hemolitik. Bahan kimia lain dapat merusak sumsum tulang dan organ lain tempat pembuatan sel-sel darah atau dapat menimbulkan kanker darah.Jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler).Sejumlah pelarut seperti trikloroetilena dan gas yang dapat menyebabkan gangguan fatal terhadap ritme jantung. Bahan kimia lain seperti karbon disulfida dapat menyebabkan peningkatan penyakit pembuluh darah yang dapat menimbulkan serangan jantung.
6.Kulit
Banyak bahan kimia bersifat iritan yang dapat menyebabkan dermatitis atau dapat menyebabkan sensitisasi kulit dan alergi. Bahan kimia lain dapat menimbulkan jerawat, hilangnya pigmen (vitiligo), mengakibatkan kepekaan terhadap sinar matahari atau kanker kulit.
7.Sistem yang lain
Bahan kimia dapat pula menyerang sistem kekebalan, tulang, otot dan kelenjar tertentu seperti kelenjar tiroid. Petani yang terpapar pestisida akan mengakibatkan peningkatan fungsi hati sebagai salah satu tanda  toksisitas, terjadinya kelainan hematologik,meningkatkan kadar SGOT dan SGPT dalam darah juga dapat meningkatkan kadar ureum dalam darah.


2.5 Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Reproduksi
Penggunaan pestisida sangat berdampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja di pertanian diracuni oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan akibat penggunaan pestisida. Dalam beberapa kasus keracunan pestisida langsung, petani dan para pekerja di pertanian lainnya terpapar (kontaminasi) pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida (Pan AP,2001). Di samping itu masyarakat sekitar lokasi pertanian sangat beresiko terpapar pestisida melalui udara, tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan konsumen melalui produk pertanian yang menggunakan pertisida juga beresiko
terkontaminasi pestisida. Pestisida bisa dikatakan sebagai pencetus timbulnya kanker, tingkat kesuburan menurun dan gangguan dari terhadap sistem kekebalan tubuh. Kebijakan pertanian yang berorientasi pada eksport, membuat semakin gencarnya dibuka lahan-lahan perkebunan baik oleh pihak pemerintah maupun swasta yang sangat tergantung dengan penggunaan pestisida, buruh perkebunan dan masyarakat tinggal di sekitar juga beresiko tinggi terpapar oleh pestisida. Pemilik perkebunan dan perusahaan pestisida hanya memikirkan sudah berapa banyak laba dan keuntungan yang diperoleh, tetapi tidak memikirkan dampak buruk terhadap kesehatan dan kehancuran lingkungan ketika pestisida disemprotkan.
Peran Perempuan di Pertanian yang begitu besar membuat perempuan juga dominan dan paling beresiko terhadap dampak pestisida. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Dunia di perserikatan bangsa-Bangsa (FAO), jumlah perempuan yang terlibat di sektor pertanian meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah tenaga kerja perempuan dalam sektor pertanian mengalami peningkatan hampir empat kali lipat dari tahun 1960 sebanyak 7,43 juta menjadi 20,82 juta orang pada tahun 2000 (Data FAO,2000). Meskipun FAO belum pernah mengeluarkan data jumlah petani terutama petani perempuan yang terkena dampak pestisida, namun ada beberapa studi terhadap kasus – kasus yang berkaitan dnegan dampak pestisida tersebut.
 Di beberapa Negara Asia  ditegaskan bahwa perempuan adalah pekerja utama di pertanian dan perkebunan, yang berhubungan langsung dengan penggunaan pestisida dalam pekerjaannya sehari-hari. Seperti di Malaysia, perempuan terlibat di hampir 80 persen dari 50,000 dari pekerjaan umum dan terpaksa menjadi pekerja di perkebunan, dengan sebanyak 30,000 orang yang aktif sebagai penyemprot pestisida di sektor perkebunan sendiri. Para pekerja di Malaysia sangat beresiko terpapar pestisida karena hampir sehari-hari menggunakan pestisida seperti Paraquat, Methamidophos dan Monocrotophos. Akibatnya, petani perempuan dan perempuan buruh perkebunan banyak yang menderita penyakit dan mengalami gangguan kesehatan yang kronis dan akut. Seperti kuku jari tangan yang membusuk, gatal-gatal, perut mual dan nyeri, sakit punggung, pusing, nafas sesak, mata kabur/rabun, mudah marah, sakit kepala, sesak di dada, bengkak, nyeri otot, rasa gatal kulit dan infeksi kulit , bahkan timbulnya kanker.
Di India, pestisida menjadi penyebab utama yang telah membinasakan Hidup penduduk desa Kasargod, Kerala. Di temukan bahwa selama dua setengah dekade, pestisida jenis endosulfan telah disemprotkan dilahan perkebunan kacang-kacangan, pohon dan buah jambu monyet di beberapa desa daerah Kasargod yang dilakukan oleh perusahan perkebunan di Kerala. Akibatnya penduduk desa di sekitar perkebunan menderita berbagai macam penyakit dan menderita gangguan kesehatan akibat terpapar pestisida endosulfan. Pada umumnya adalah gangguan terhadap sistem reproduksi perempuan, seperti kanker rahim dan kanker payudara. Ditemukan fakta anak-anak yang dilahirkan mengalami cacat fisik, keterlambatan mental, serta kekebalan tubuh rendah. Selain gangguan terhadap kesehatan, tidak kurang kerusakan yang terjadi pada lingkungan yang berhasil dicatat adalah ditemukan ikan, lebah madu, kodok, dan ternak unggas ayam yang mati.Sebuah penelitian lain di India memperkirakan bahwa lebih dari 1000 orang pekerja di perkebunan ini telah terpapar pestisida dalam kurun waktu antara agustus hingga desember 2001 dan lebih dari 500 orang berakibat kematian, ternyata lebih dari setengah dari pekerja tersebut adalah perempuan. Penggunaan pestisida besar-besaran di perkebunan produksi kapas di Warangal wilayah Andhra Pradesh, mengakibatkan masyarakat di daerah tersebut pelan-pelan telah terpapar oleh pestisida. Mereka mengeluh mengalami gangguan mual, gangguan usus, sakit dada, sulit bernafas, infeksi kulit, ganguan penglihatan dan ganguan hormonal. Menurut suatu survei yang terbaru, bekas pekerja IRRI mengalami gangguan serius seperti timbul bisul yang abdominal, broncitis, rapu tulang, radang paru-paru, kencing manis, kelumpuhan, gangguan jantung, radang hati, hipertensi, kegagalan ginjal, Parkinsons, asma dan kanker.
            Di Indonesia sendiri, menurut data pertanian tahun 2000 menyatakan 50,28% dari total jumlah tenaga kerja di sector pertanian atau sebesar 49,60 juta adalah perempuan, kenyataannya masih sedikit penelitian terhadap tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh pestisida baik itu pada proses pertanian maupun pada produk makanan. Sehingga hanya beberapa kasus keracunan pestisida maupun gangguan yang dialami yang disebabkan dampak pestisida yang terungkap.
Beberapa dari kasus gangguan terpapar pestisida yang ditemukan ternyata sebagian besar penderitanya adalah petani perempuan. Kasus keguguran kehamilan yang dialami oleh salah seorang petani dari Sumatera Barat akibat penggunaan pestisida Dursban yang dicampur dengan Atracol (Terompet No.5,1993), menunjukkan fakta bahwa pestisida sangat berbahaya bagi perempuan terutama bagi kesehatan reproduksinya. Pestisida dapat meracuni embrio bayi dalam kandungan yang sama berbahaya seperti meracuni ibunya, bahkan yang belih buruk lagi kerusakan dapat terjadi sebelum masa kehamilan. Perempuan yang terkena pestisida masa awal kehamilan dapat mengakibatkan cacat pada bayi.

2.6 Cara Pencegahan Penggunaan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia
Pengetahuan tentang pestisida yang disertai dengan praktek penyemprotan akan dapat menghindari petani/penyemprot dari keracunan.Ada beberapa cara untuk menghindari atau mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh penggunaan pestisida antara lain:
1.Pembelian pestisida
Dalam pembelian pestisida hendaknya selalu dalam kemasan yang asli, masih utuh dan ada label petunjuknya.Perlakuan sisa kemasan, Bekas kemasan sebaiknya dikubur atau dibakar yang jauh dari sumber mata air untuk mengindai pencemaran ke badan air dan juga jangan sekali-kali bekas kemasan pestisida untuk tempat makanan dan minuman.
2.Penyimpanan
Setelah menggunakan pestisida apabila berlebih hendaknya di simpan yang aman seperti jauh dari jangkauan anak-anak, tidak bercampur dengan bahan makanan dan sediakan tempat khusus yang terkunci dan terhindar dari sinar matahari langsung.
3.Penatalaksanaan penyemprotan
Pada pelaksanaan penyemprotan ini banyak menyebabkan keracunan dan penyakit lainnya oleh sebab itu petani di wajibkan memakai alat pelindung diri yang lengkap setiap melakukan penyemprotan, tidak melawan arah angin atau tidak melakukan penyemprotan sewaktu angin kencang, hindari kebiasaan makan-minum serta merokok di waktu sedang menyemprot, setiap selesai menyemprot dianjurkan untuk mandi pakai sabun dan berganti pakaian serta pemakain alat semprot yang baik akan menghindari terjadinya penyakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (“hama“) yang diberi akhiran -cide(“pembasmi”). Sasarannya bermacam-macam, seperti seranggatikusgulmaburungmamaliaikan, ataumikrobia yang dianggap mengganggu. Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai “racun”. Pestisida sangat dibutuhkan dalam sektor pertanian dan perkebunan untuk mengurangi hama, akan tetapi dalam penggunaan yang berlebih akan mengakibatkan penyakit bagi kesehatan manusia diantaranya adalah: Paru-paru dan sistem pernafasan,hati,ginjal dan saluran kencing,sistem syaraf,darah dan sumsum tulang, kulit,dan sistem yang lain.
Disamping itu dampak yang paling berbahaya adalah bagi kesehatan reproduksi . Pestisida dapat meracuni embrio bayi dalam kandungan yang sama berbahaya seperti meracuni ibunya, bahkan yang lebih buruk lagi kerusakan dapat terjadi sebelum masa kehamilan. Perempuan yang terkena pestisida masa awal kehamilan dapat mengakibatkan cacat pada bayi.
 Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditimbulkan oleh pestisida dapat dilakukan dengan cara: Pembelian pestisida,dalam pembelian pestisida hendaknya selalu dalam kemasan yang asli.Penyimpanan, Setelah menggunakan pestisida apabila berlebih hendaknya di simpan yang aman seperti jauh dari jangkauan anak-anak, tidak bercampur dengan bahan makanan.Penatalaksanaan penyemprotan,Pada pelaksanaan penyemprotan ini banyak menyebabkan keracunan dan penyakit lainnya oleh sebab itu petani di wajibkan memakai alat pelindung diri yang lengkap setiap melakukan penyemprotan, tidak melawan arah angin atau tidak melakukan penyemprotan sewaktu angin kencang, hindari kebiasaan makan-minum serta merokok di waktu sedang menyemprot, setiap selesai menyemprot dianjurkan untuk mandi pakai sabun dan berganti pakaian serta pemakain alat semprot yang baik akan menghindari terjadinya keracunan
3.2 Saran
Pestisida merupakan bahan kimia yang sangat berperan dalam sektor partanian dan sektor perkebunan untuk membantu membunuh hama, akan tetapi penggunaan pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan penyakit pada tubuh manusia , terutama pada perempuan yang bekerja disektor pertanian. Perempuan yang bekerja disektor pertanian akan rawan terkena gangguan pada sistem reproduksi hal ini dapat membahayakan kondisi kesehatan bagi para wanita tersebut. Untuk itu sebaiknya kepada para petani untuk lebih waspada dalam penggunaan pestisida, sebaiknya para petani memperhatikan dosis penyemprotan pestisida yang akan dilakukan dan memakai alat perlindungan diri yang lengkap, tidak melakukan penyemprotan pada saat angin kencang dan tidak melawan arah angin pada saat penyempotan dan mengganti pakaian serta mandi dengan sabun setelah melakukan penyemprotan. Dan sebaiknya pemerintah menghimbau kepada para petani untuk mengurangi penggunaan pestisida dan dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik,  agar dapat mengurangi dampak penyakit yang ditimbulkan oleh pestisida itu sendiri.















Daftar Rujukan

















iii

0 komentar:

Posting Komentar

Follower

Time Of Uti

Calendar Of Uti

Cuteki e-cards

Song Sing Song

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Kamu Pembaca Ke...



[
]